Indeks
Ragam  

Kisah Perjalanan Deploy Sekitar 360 Kilometer Pasukan Swat Fpu 5 Indonesia Di Pedalaman Afrika Tengah

AFRIKA,portalcelebes.com -Pertengahan Bulan Juni 2024 Pasukan SWAT FPU 5 Indonesia di Afrika Tengah mendapatkan Task Order dari JTFB (Join Task Force Bangui) untuk memback up sementara FPU Kongo di Sektor BAMBARI dikarenakan Kontingen FPU Kongo akan melaksanakan rotasi, dan rencana untuk kontingen FPU Kongo yang baru dijadwalkan akan tiba di BAMBARI dari BRAZZAVILLE pada awal bulan Juli, jadi selama masa rotasi itulah Pasukan SWAT FPU 5 Indonesia melaksanakan sementara tugas-tugas operasional yang diemban FPU Kongo.

BAMBARI sendiri berjarak kurang lebih 360 kilometer dari Kota BANGUI, dengan perjalanan darat melewati beberapa Kota yaitu DAMARA kemudian Kota SIBUT kemudian Kota GRIMARI kemudian Kota BAMBARI, Perjalanan yang ditempuh ini tidaklah mudah, mengingat kondisi medan di Afrika Tengah yang belum beraspal dan berlubang. Ditempuh dalam waktu 2 malam 3 hari, “kata salah satu personil Pasukan SWAT yang diwawancarai News.com”

Pasukan SWAT FPU Indonesia sendiri hanya mendapat waktu seminggu untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan tugas tersebut mulai dari perlengkapan pribadi, persenjataan, amunisi, drone, alat komunikasi (Handy Talky), alat GPS (Global Position Sistem), menyiapkan jumlah bahan makanan yang akan dibawa, menyiapkan kendaraan yang akan digunakan dan jumlah BBM cadangan, serta merencanakan rute perjalanan

“Kami berjumlah 33 personel yang dikirim ke Sektor BAMBARI, terdiri dari 29 personel SWAT, dan 4 personel Pasukan Support yang terdiri dari (mekanik ranmor, paramedis dan manase) perjalanan melalui jalur darat dengan total 8 kendaraan terdiri dari 3 unit LC(Land Cruiser) cargo, 2 unit armoured personnel carrier (APC) Phantom, 1 unit truk kraz, 1 mobil dapur lapangan, dan 1 unit ambulans
Saat perjalanan dari BANGUI ke BAMBARI memakan waktu yang cukup lama karena kondisi jalanan berlumpur, dan kendaraan pun hanya bisa melaju dengan kecepatan sekitar 20-40 kilometer per jam dikarenakan jalanan berlumpur karena sudah memasuki musim hujan”, tuturnya

Berdasarkan informasi yang dihimpun News.com, saat perjalanan ada beberapa hambatan yang dirasakan pasukan SWAT FPU 5 Indonesia saat itu, yang pertama ketika baru melewati DAMARA tiba-tiba piston rem mobil APC Phantom melengket, sehingga konvoi berhenti dan dilakukan perbaikan, kemudian kendala berikutnya karena kendaraan ambulans yang mogok dan bermasalah pada sistem kelistrikan saat di SIBUT namun masih bisa diatasi oleh mekanik FPU Indonesia yang ikut dalam tim SWAT yang deploy dan kemudian kembali melanjutkan perjalanan, konvoi pasukan juga sempat berhenti disebabkan karena terdapat mobil kontainer dan mobil tangki BBM yang berhenti di tengah jalan karena terjebak lumpur dan menurut informasi dari pengemudi mobil kontainer dan mobil tangki tersebut, mereka sudah sekitar seminggu terjebak ditengah- tengah jalan berlumpur tersebut, sehingga mempersempit ruas jalan saat perjalanan dari SIBUT ke GRIMARI, para driver kendaraan konvoi pun sangat hati-hati melewati kubangan lumpur untungnya kendaraan Truk Kraz kami bisa melewati ruas jalan tersebut, tetapi sebelumnya kubangan lumpur yang akan dilewati kami timbun tanah dan ratakan dengan alat-alat yang sudah kami siapkan seperti cangkul dan sekop

Selama perjalanan ke Sektor BAMBARI, Konvoi pasukan SWAT cuma berhenti di tengah perjalanan hanya pada saat makan siang dan istirahat menjelang malam hari dan menginap di camp Pasukan UN yang kami lewati kemudian pagi harinya kami kembali melanjutkan perjalanan, dalam perjalanan juga harus melewati beberapa check point yang dijaga oleh Tentara Afrika Tengah atau Forces Armées Centrafricaines (FACA) dan pos paramiliter Gendarmerie

Check point – check point oleh FACA, Gendarmerie di sana itu untuk memeriksa kendaraan sipil yang mengangkut barang biasanya, sekaligus menutup akses masuk jika ada kendaraan yang akan ke Kota BANGUI pada malam hari dan diatas jam 9 malam kendaraan tidak boleh lagi lewat ataupun memasuki Kota BANGUI

Beruntungnya, selama perjalanan dari BANGUI ke BAMBARI Konvoi personel SWAT FPU Indonesia masih dalam situasi aman namun tetap dalam kewaspadaan tinggi dan selama perjalanan kondisi cuaca lagi hujan

Konvoi personel SWAT FPU Indonesia sempat istirahat dan menginap di Camp Burundi Battalion di SIBUT kemudian besok paginya personil yang muslim melaksanakan sholat Idul Adha di dalam Camp kemudian melanjutkan perjalanan

“Situasi di Afrika Tengah pasca-referendum tidak bisa diprediksi, karena sewaktu-waktu bisa saja terjadi penyerangan oleh pemberontak. Tapi selama di perjalanan tidak ada masalah. Memang sebelumnya pernah sempat ada kejadian Tentara Burundi di-ambush saat patroli oleh pemberontak di SIBUT(salah satu Kota di Afrika Tengah yang dilewati konvoi pasukan), dua orang terluka sehingga harus direpatriasi. Dan setelah kami sudah di BAMBARI juga ada kejadian serangan bersenjata dan perampokan di daerah PK 40 DAMARA oleh sekitar 10 OTK terhadap 3 kendaraan sipil yang mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 3 orang”, katanya

Saat pasukan SWAT FPU Indonesia sampai di BAMBARI kami disambut oleh personil FPU Kongo, kemudian selanjutnya berkoordinasi mengenai tugas yang akan dilaksanakan

Sungguh pengalaman yang tak terlupakan dan kebanggaan tersendiri bagi pasukan SWAT FPU 5 Indonesia karena mendapat kepercayaan tugas memback up tugas-tugas FPU Kongo di BAMBARI seperti tugas patroli AOR, tugas security camp, pengamanan aset-aset UN dan tugas escort VIP selama Kontingen FPU Kongo dirotasi. Pasukan SWAT FPU 5 Indonesia sendiri mendapat apresiasi dari Kontingen FPU Kongo karena merasa sangat terbantu dalam menjaga camp FPU Kongo itu sendiri dan menciptakan stabilitas keamanan di BAMBARI

Exit mobile version